sor: url("http://downloads.totallyfreecursors.com/thumbnails/banana1.gif

Rabu, 11 Januari 2012

ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI NUKLIR DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI NUKLIR DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT 

                Sejak ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir marak dikembangkan dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia, kemajuan peradaban umat manusia sangat terasa, karena teknologi nuklir dapat menjangkau berbagai bidang ilmu pengetahuan dan dapat memberikan manfaat yang besar bagi kemajuan ilmu pengetahuan itu sendiri. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknolgi jelas berdampak positif pada kesejahteraan suatu bangsa. Karena kesejahteraan masyarakaat dapat meningkat menjadi lebih baik. Hal ini menjadikan teknologi nuklir seolah-olah menjadi tumpuan dan harapan bagi sejumlah negara yang menginginkan pendapatan per kapita rakyatnya naik. 

              Tingkat kemakmuran dan kesejahteraan rakyat yang naik, akan berdampak positif terhadap kestabilan politik dan pemerintahan. Penemuan radiasi terkendali oleh Enrico Fermi (1942), merupakan penemuan yang cukup luar biasa. Karena mampu memanfaatkan energi radiasi sebagai sumber energi baru yang bermanfaat bagi manusia dan bersifat ramah lingkungan. Reaksi inti atom yang terkendali ini menghasilkan panas yang luar biasa dan penemuan ini sangat bersejarah bagi umat manusia., karena kelak di kemudian hari manusia akan memanfaatkan panas yang dihasilkan dari reaksi inti untuk kesejahteraan umat manusia. Ditemukannya tiga partikel radioaktif, yaitu sinar alpha, beta dan gamma. Temuan sinar gamma dan yang sejenisnya kita kenal dengan sinar X memberikan manfaat yang sangat besar bagi dunia kedokteran. Sinar beta dan sejenisnya yang kemudian kita kenal sebagai sinar laser sangat bermanfaat antara lain bagi dunia konstruksi. Sinar alpha merupakan sinar radioaktif, dan partikel alpha kita kenal sebagai atom helium dan atom hidrogen. Temuan basic research tentang tiga partikel tersebut sangat bermanfaat bagi manusia. Sekaligus telah direkayasa untuk tujuan perang. Untuk mendeteksi musuh dalam gelap, untuk membuat senjata laser, dan untuk membuat bom atom. Sungguh sangat menyedihkan dan sangat mengerikan bagi dunia. Peristiwa penemuan reaksi inti atom oleh Enrico Fermi, ternyata dimanfaatkan oleh Amerika Serikat untuk kepentingan militer, yaitu membuat bom atom, sesuai usulan dari Einstein, karena saat itu masih dalam suasana perang. Reaksi inti yang terjadi dalam peristiwa ini adalah reaksi inti tak terkendali yang pertama kali dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki (Jepang) tahun 1945 yang mengakhiri perang dunia kedua. Ledakan bom atom tersebut menghasilkan antara 30-40 unsur radioaktif baru yang semula tidak diketahui. Unsur radioaktif tersebut masih meluruh lagi menghasilkan unsur-unsur lain yang bersifat radioaktif sehingga jumlah radioaktif baru yang dihasilkan oleh ledakan bom atom menjadi kurang lebih 100 unsur. Unsur ini kemudian dinamakan debu radioaktif yang dapat mencemari lingkungan dan sangat berbahaya bagi manusia. Melihat fenomena di atas, sudah selayaknya kita mewaspadai setiap bahaya radiasi yang disebabkan oleh kebocoran nuklir, sebab sifat radiasinya yang sangat berbahaya dan cenderung terakumulasi dalam jangka waktu yang sangat lama. Kemudian sebagai seorang muslim, kita juga harus mewaspadai adanya kemungkinan penyalahgunaan teknologi nuklir, terutama yang berkaitan dengan dampaknya bagi eksistensi manusia di bumi. 

               Teknologi nuklir, sebagaimana kita ketahui banyak memberikan manfaat bagi manusia. Dengan dikembangkannya energi nuklir sebagai pengganti energi listrik, selain mampu memberikan kemajuan pada ilmu pengetahuan dan teknologi juga mampu memberikan kesejahteraan bagi manusia dengan pemanfaatannya untuk bidang ekonomi. Meskipun energi nuklir tetap saja memiliki efek radiasi yang sangat berbahaya untuk lingkungan dan manusia, namun seiring kemajuan teknologi, manusiapun semakin canggih untuk menemukan solusi atas setiap pencemaran yang ditimbulkannya. Terlepas dari dampak positif yang ada, ternyata kemajuan teknologi nuklir juga dimanfaatkan oleh kelompok tertentu yang cenderung menganut filosofi materialis, untuk mengejar ambisi duniawinya. Contoh yang marak dan riil adalah dikembangkannya senjata nuklir oleh beberapa negara adi kuasa. Percaya atau tidak, tapi inilah fakta yang harus diwaspadai. Senjata nuklir yang dikembangkan oleh Amerika Serikat, ternyata tidak hanya berlangsung pada masa Perang Dunia saja (pada kasus yang sangat monumental, yakni pengeboman kota Hiroshima dan Nagasaki oleh senjata nuklir), namun pengembangan senjata nuklir ini ternyata berlanjut sampai saat ini. Sebuah tempat di wilayah Nevada hingga terusan sungai Savannah di South Carolina bisa jadi kini adalah daerah paling berbahaya. Pasalnya, nama daerah ini disebut-sebut akan menjadi kompleks percobaan senjata nuklir yang mulai digencarkan kembali oleh presiden George W. Bush. Proposal yang diajukan oleh Bush tak tanggung-tangung besarnya, yakni senilai 320 juta dolar Amerika, atau senilai dengan hampir 280 milyar rupiah. Dana sebesar ini dianggarkan untuk pembangunan sumber Plutonium baru. Ini belum termasuk 40 juta dolar yang ditujukan untuk pembangunan pabrik yang diharapkan akan menghasilkan 500 rudal berhulu ledak nuklir setiap tahunnya. Ditambah dana sebesar 35 juta dolar untuk produksi Tritium, salah satu bahan nuklir yang sudah lebih dari dua dekade terakhir tidak lagi diproduksi oleh dunia. Menurut salah seorang pengamat teknologi nuklir yang juga salah seorang ilmuwan, Robert Civiak, pemerintahan Amerika setidaknya akan mengeluarkan dana sebesar 2,5 triliyun dolar mulai taun 2001 hingga tahun 2008 untuk program nuklirnya. Lebih lanjut Civiak mengatakan bahwa jika hal itu terjadi, maka Amerika telah melanggar perjanjian Moskow yang berisi tentang pembatasan jumlah produksi senjata nuklir dengan Rusia. Perjanjian Moskow yang telah disepakati dengan Rusia tersebut telah menghancurkan sekitar 60% senjata nuklir di seluruh dunia. Percobaan nuklir sebenarnya telah dilarang oleh dunia intenasional sejak tahun 1992. Bahkan paska perang dunia, sebagian besar fasilitas produksi nuklir besar di dunia telah ditutup. Salah satu yang dimiliki oleh Amerika di Rocky Falts, Denver misalnya telah resmi dibekukan. Begitu juga fasilitas nuklir milik Uni Soviet. 

               Namun kabar yang beredar, sejak peristiwa September 2001 (pengeboman WTC) pemerintah Bush telah mengaktifkan kembali, bahkan mengeluarkan ijin percobaan nuklir bawah tanah beberapa waktu lalu, dengan dalih sebagai penjagaan negara dari para teroris. Tak hanya itu, ternyata pentagon juga menyiapkan perangkap lain, yakni pembangunan bunker anti nuklir untuk generasi mendatang. Pada tahun 1999, Departemen Energi Amerika mengatakan bahwa Amerika saat itu mempunyai 1200 Plutonium yang tersimpan di Plantex, sebuah pabrik kimia yang berada di Amarillo, Texas. Tidak hanya itu, disebutkan pula di lembaga penelitian Oak Ridge Reservation di Tennessae, sekitar 200 ton Uranium telah diproduksi (seperti dikemukkan oleh majalah Atomic Scientist, 1999). Dalam filsafat ilmu dikenal adanya applied ethics, terkait dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Applied ethics merupakan aplikasi teori moral untuk membuat keputusan moral tentang tindakan tertentu yang menyangkut kebijakan profesional dan membuat keputusan teknologi. Kriterianya dapat digali dari teori-teori moral, meliputi Hak Asasi manusia (HAM) dan keadilan. Keputusan yang dibuat akan diikuti dengan affirmative action, sehingga perlu digunakan filter asas manfaat dan asas pragmatik lainnya. Sains adalah penyelidikan terhadap dunia materi yang kita tinggali melalui pengamatan dan eksperimen. 

                  Oleh karena itu, melalui aktivitas penyelidikan, sains akan menghasilkan berbagai kesimpulan berdasarkan informasi yang dikumpulkan lewat pengamatan dan percobaan. Teknologi yang dikembangkan juga akan menghasilkan berbagai produk yang semakin marak dan keberadaannya sangat digandrungi manusia. Akan tetapi, setiap disiplin ilmu tentu saja memiliki norma-norma (etika) tertentu yang harus diterima begitu saja tanpa verifikasi lebih lanjut. Paradigma ini memetakan arah semua penyelidikan ilmiah yang terkait. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah etika khusus untuk para ilmuwan, sehingga hipotesis, penelitian dan kesimpulan serta produk yang dihasilkan sebagai hasil telaah ataupun hasil eksperimen sesuai dengan hukum alam dan tidak menimbulkan kekacauan bagi eksistensi manusia di bumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar